Metamorfosis
merupakan suatu fase pertumbuhan yang dialami oleh hewan yang
melibatkan serangkaian perubahan signifikan baik itu dari bentuk hingga
ukuran hewan. Salah satu hewan yang dalam masa hidupnya mengalami
metamorfosis adalah capung. Capung merupakan hewan yang dikelompokkan
ke dalam kerabat serangga dan masuk ke dalam bangsa Odonata. Meski ia
termasuk serangga, namun manusia tidak pernah menganggap capung sebagai
hama sebab ia memang tidak mengganggu. Capung hidup menyebar di
hutan-hutan, sungai, sawah, kebun, danau hingga ke wilayah dimana
penduduk menetap. Capung ini terdiri dari berbagai jenis. Meski
demikian, siklus hidupnya seragam yakni dari telur yang kemudian menjadi
capung dewasa. Metamorfosis capung mudah dipahami sebab hanya melibatkan 3 tahapan saja.
Para ilmuan menggolongkan capung sebagai binatang yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna atau dikenal juga dengan istilah hemimetabolisme. Jika pada tahapan metamorfosis sempurna melibatkan 4 tahapan maka pada metamorfosis tidak sempurna, perubahan hanya terjadi dalam 3 tahapan yakni telur à nimfa à hewan dewasa. Ketiga tahapan ini juga yang terjadi dalam metamorfosis capung sehingga ia dikategorikan tidak sempurna.
Siklus hidup hewan capung biasanya memakan waktu kurang minimal enam bulan hingga maksimal tujuh tahun lamanya. Capung melakukan proses perkawinan yang memakan waktu berjam-jam lamanya dan bisa dilakukannya dalam kondisi terbang. Setelah perkawinan, sang betina akan bertelur. Capung biasanya meletakkan atau menempelkan telurnya pada tumbuhan yang ada di air setelah sebelumnya memastikan wilayah tersebut bebas dari polutan. Ada dua jenis capung betina, ada yang gemar meletakkan telurnya di perairan yang tenang namun ada pula yang menyukai air dengan arus. Telur capung diselimuti dengan lendir sehingga terasa sangat licin saat dipegang. Telur tersebut akan berubah menjadi larva setelah dua hari sampai satu minggu. Lama penetasan telur ini bergantung pasa iklim suatu tempat. Semakin dingin maka akan memakan waktu yang jauh lebih lama.
Para ilmuan menggolongkan capung sebagai binatang yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna atau dikenal juga dengan istilah hemimetabolisme. Jika pada tahapan metamorfosis sempurna melibatkan 4 tahapan maka pada metamorfosis tidak sempurna, perubahan hanya terjadi dalam 3 tahapan yakni telur à nimfa à hewan dewasa. Ketiga tahapan ini juga yang terjadi dalam metamorfosis capung sehingga ia dikategorikan tidak sempurna.
Siklus hidup hewan capung biasanya memakan waktu kurang minimal enam bulan hingga maksimal tujuh tahun lamanya. Capung melakukan proses perkawinan yang memakan waktu berjam-jam lamanya dan bisa dilakukannya dalam kondisi terbang. Setelah perkawinan, sang betina akan bertelur. Capung biasanya meletakkan atau menempelkan telurnya pada tumbuhan yang ada di air setelah sebelumnya memastikan wilayah tersebut bebas dari polutan. Ada dua jenis capung betina, ada yang gemar meletakkan telurnya di perairan yang tenang namun ada pula yang menyukai air dengan arus. Telur capung diselimuti dengan lendir sehingga terasa sangat licin saat dipegang. Telur tersebut akan berubah menjadi larva setelah dua hari sampai satu minggu. Lama penetasan telur ini bergantung pasa iklim suatu tempat. Semakin dingin maka akan memakan waktu yang jauh lebih lama.
Setelah lepas dari fase nimfa, capung menjadi hewan yang sempurna dan dewasa. Nimfa yang hendak berubah menjadi capung akan keluar dari air untuk mencari bebatuan atau tumbuhan untuk melekatkan diri hingga berubah menjadi capung. Capung ini akan keluar dari kulit nimfa. Kulit tersebut dinamai exuvia. Selanjutnya, capung muda tersebut hidup di daratan dengan bergerak menggunakan sayapnya. Durasi hidup capung biasanya antara sebulan hingga empat bulan. Metamorfosis capung tidak melalu fase pupa atau kepompong, maka itu ia dikategorikan tidak sempurna.