Siapa yang tak mengenal nyamuk? Hewan
yang dikategorikan sebagai serangga ini memiliki badan kecil tetapi
sanggup mengganggu kenyamanan manusia. Pada dasarnya nyamuk dan lalat
berkerabat. Bahkan nama “Mosquito” yakni istilah yang merujuk pada
nyamuk dalam bahasa Inggris sebenarnya berasal dari bahasa Portugis yang
memiliki artian lalat kecil. Anda pasti paham bagaimana rasanya jika
digigit nyamuk? Gatal dan bentol. Tahukah Anda bahwa sesungguhnya nyamuk
yang menggigit Anda hendak mengambil darah sebagai salah satu sumber
proteinnya? Nyamuk sebenarnya juga memakan madu juga jus buah, namun ia
membutuhkan protein sebagai senyawa untuk membentuk telur. Karena itu,
nyamuk yang menggigit hanyalah nyamuk betina saja. Nyamuk banyak
dipelajari oleh para ilmuan. Salah satu kajiannya adalah bagaimana
proses metamorfosis nyamuk berlangsung.
Secara umum, metamorfosis hewan yang satu ini digolongkan sebagai metamorfosis sempurna sebab ia mengalami 4 tahapan perubahan yakni telur --> larva --> pupa --> imago/ serangga dewasa. Lamanya siklus hidup dalam proses metamorfosis nyamuk bergantung penuh pada jenis nyamuk juga suhu dimana ia bertempat tinggal.
Fase pertama di dalam siklus metamorfosis nyamuk adalah telur. Pada intinya, nyamuk memakan nektar bunga untuk bertahan hidup. Dan untuk bertelur mereka membutuhkan sumber protein yang ada pada darah. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dedaunan yang lembab atau juga genangan air (misalnya nyamuk Aedes Aegepty penyebab demam berdarah). Pemilihan tempat menaruh telur ini biasanya dengan memakai reseptor di bagian bawah perut nyamuk. Ia merupakan sensor yang mendeteksi suhu juga kelembaban. Setelah menemukan tempat ideal, nyamuk akan meletakkan telurnya dan mulai mengerami. Telur nyamuk kira-kira memiliki panjang 1 mm dan biasanya disusun secara berderet membentuk garis. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa mengeluarkan 300 biji!
Secara umum, metamorfosis hewan yang satu ini digolongkan sebagai metamorfosis sempurna sebab ia mengalami 4 tahapan perubahan yakni telur --> larva --> pupa --> imago/ serangga dewasa. Lamanya siklus hidup dalam proses metamorfosis nyamuk bergantung penuh pada jenis nyamuk juga suhu dimana ia bertempat tinggal.
Fase pertama di dalam siklus metamorfosis nyamuk adalah telur. Pada intinya, nyamuk memakan nektar bunga untuk bertahan hidup. Dan untuk bertelur mereka membutuhkan sumber protein yang ada pada darah. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dedaunan yang lembab atau juga genangan air (misalnya nyamuk Aedes Aegepty penyebab demam berdarah). Pemilihan tempat menaruh telur ini biasanya dengan memakai reseptor di bagian bawah perut nyamuk. Ia merupakan sensor yang mendeteksi suhu juga kelembaban. Setelah menemukan tempat ideal, nyamuk akan meletakkan telurnya dan mulai mengerami. Telur nyamuk kira-kira memiliki panjang 1 mm dan biasanya disusun secara berderet membentuk garis. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa mengeluarkan 300 biji!
Telur yang selesai dierami akan menetas dan menjadi larva. Larva ini
sering disebut dengan nama ENCU atau anak nyamuk. Selama menjadi larva,
ia mengalami pergantian kulit sebanyak 2 kali sebelum akhrinya ia
menjadi pupa atau kepompong. Jika pupa ada di dalam air, maka biasanya
ia akan dilengkapi dengan pipa yang akan muncul ke atas permukaan air.
Pipa ini berjumlah dua per pupa dan digunakan untuk pernafasan.
Dalam pupa tersebut, nyamuk secara
perlahan akan bertransformasi menjadi nyamuk dewasa. Ia perlahan mulai
mempunyai antena, kaki, belalai, sayap, perut juga mata berukuran besar
yang memenuhi hampir semua ruang di kepalanya. Setelah siap, maka nyamuk
tersebut akan keluar dari pupa atau kepompong. Jika ia berada di dalam
air, maka kecepatan adalah hal yang penting sebab jika tidak, maka
nyamuk akan mati. Nyamuk hanya boleh menyentuh air pada bagian kakinya
saja. Nyamuk akan tinggak landas dengan kecepatan maksimal agar tidak
terjebak di air. Dengan demikian, siklus metamorfosis nyamuk berakhir.