Mari Mengamati Cara Kerja Enzim

Enzim merupakan komponen yang penting di dalam tubuh organisme. Keberadaannya mampu membantu tubuh menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Pada dasarnya ada beragam jenis-jenis enzim, dan masing-masing memiliki peranan yang spesifik. Akan tetapi jika ditarik dalam garis yang umum, enzim berperan dalam mempercepat dan mengoptimalkan suatu reaksi di dalam tubuh. Enzim akan mengurai molekul susbtrat menjadi molekul produk. Dalam menjalankan peranannya ini, enzim menjalankan metode kerjanya sendiri. Cara kerja enzim ini secara umum dibagi ke dalam dua kelompok besar. Apa saja? Simak uraian berikut ini.


LOCK AND KEY THEORY

Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim ini dikenal juga dengan nama Teori Gembok dan Kunci. Menurut teori ini, enzim bergabung dengan susbtrat dan bersama-sama menbentuk sebuah kesatuan seperrti gembok dan kuncinya. Di dalam kompleks tersebut, substrat dimungkinkan untuk bereaksi dengan jumlah energi yang tidak terlalu besar. Setelah bereaksi, kompleks yang dibangun tadi akan terurai dan enzim bersama produk (hasil substrat yang telah bereaksi) akan berpisah.

INDUCED FIT THEORY


Teori cara kerja enzim yang satu ini dikenal juga dengan istilah Teori Kecocokan yang Terinduksi. Sama seperti namanya, pada teori ini enzim digambarkan memiliki sifat yang fleksibel dan mampu merubah bentuknya untuk kemudian menyesuaikan dengan bentuk substrat yang hendak diurainya. Ketika substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim, maka sisi aktif tersebut akan termodifikasi dan kemudian membentuk kesatuan kompleks. Setelah substrat telah menjadi molekul produk, maka ia akan terlepas dari kompleks dan enzim akan kembali pada bentuknya semula dan kembali aktif mencari subtrat lainnnya.

Efektifitas cara kerja enzim di atas tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kelembaban atau pH, suhu, tingkatan konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, aktivator atau zat pengikut dan juga inhibitor ata zat-zat yang bersifat menghambat. Enzim akan bekerja secara optimal pada suhu sekitar 38 derajat celclius hingga 40 derajat celcius. Sementara itu kelembaban idealnya berkisar di angka 6 hingga 8. Terkait zat penghambat, terdapat dua kelompok utama yakni inhibitor kompetitif dan juga inhibitor non-kompetitif. Pada inhibitor kompetitif, ia akan menghambat cara kerja enzim dengan cara bersaing dengan substrat untuk mendapatkan enzim. Sementara inhibitor non-kompetitif adalah penghambat enzim yang bekerja dengan melekatkan dirinya di luar sisi aktif dengan demikian ia akan membuat enzim berbah dan hasil akhirnya enzim akan kehilangan sisi aktifnya sehingga tak lagi berfungsi seperti semestinya.