Menyimak Proses Pembekuan Darah

proses pembekuan darah
Dalam keseharian kita, ada saja hal-hal yang bisa membuat dinding pembuluh darah rusak. Misalnya saja terkena benda tajam seperti pisau, tertusuk paku dan semacamnya. Saat dinding pembuluh darah tersebut koyak sebagai akibatnya darah segar akan keluar. Apabila terjadi secara terus menerus maka hal tersebut akan membahayakan karena berpotensi menyebabkan pendarahan dan juga infeksi. Sistem perlindungan tubuh kita telah ada termasuk jika terjadi luka. Coba perhatikan luka kecil, dalam beberapa waktu, darah pada luka tersebut akan membeku dan menutup. Hal ini mungkin kecil namun menarik untuk dikaji. Bagaimanakah proses pembekuan darah tersebut? Berikut uraiannya.

Proses pembekuan darah tercakup dalam hemostasis. Istilah tersebut berasal dari kata haima yang berarti darah dan juga stasis yang berarti berhenti. Hemostasis atau proses pengehentian  darah merupakan hal yang panjang juga kompleks. Ia berlangsung secara terus menerus dengan tujuan untuk mencegah hilangnya darah secara tiba-tiba. Prosesnya juga mencakup pembekuan darah atau koagulasi dimana pembuluh darah dilibatkan serta agregasi trombosit atau platelet juga protein plasma yang kemudian menyebabkan pembekuan.

Luka diartikan sebagai peristiwa dimana keseinambungan dinding pembuluh darah terganggu. Luka ini dibagi ke dalam dua jenis yakni luka terbuka dan luka tertutup. Apapun jenis lukanya, jika tidak ada usaha untuk menghentikannya akan berdampak hilangnya cairan yang berakibat pada shock. Pada dasarnya pengendalian luka yang dilakukan oleh tubuh bisa dibagi ke dalam 3 tahapan yakni:

Terbentuknya gumpalan darah atau clot. Gumpalan ini berfungsi untuk menghentikan darah keluar.
  1. Penghancuran gumpalan atau resorpsi.
  2. Pembentukan kembali lapisan kulit yang semula atau regenerasi.
  3. Mekanisme Koagulasi
Mekanisme terjadinya pembekuan darah atau koagulasi adalah hal yang cukup kompleks. Mekanismenya dimulai apabila terjadi kondisi trauma terutama pada bagian dinding pembuluh darah serta jaringan yang letaknya berdekatan , atau pada darah, atau terkoneksinya darah dengan sel edotel yang rusak tersebut. Mekanisme pembekuan tersebut antara lain:
  1. Sebagai reaksi terhadap rusaknya pembuluh darah maka sebuah respon kimia terjadi di dalam darah dimana ada lebih dari selusin faktor pembekuan darah. Dan sebagai hasil akhir, akan terbentuk substansi teraktivasi yang kemudian dikenal dengan nama activator protrombin.
  2. Selanjutnya, activator protrombin tesebut akan mengkatalisasi dengan merubah protrombin menjadi thrombin.
  3. Lebih lanjut, thrombin tersebut akan bekerja sebagai sebuah enzim dan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang darah bernama fibrin yang kemudian akan merangkai trombosit, sel darah merah juga plasma darah. Akhir rangkaian tersebutlah yang kita namai dengan darah yang membeku.
Proses pembekuan darah atau koagulasi tersebut terjadi dengan melalui dua jalur, yakni:
  1. Jalur ekstrinsik, dimana dimulai dengan trauma pada bagian dinding pembuluh darah.
  2. Jalur instrinsik yang berawal dari dalam darah itu sendiri.
Dari kedua jalur pembekuan darah tersebut, keduanya melibatkan sejumlah protein plasma, utamanya betaglobulin sebab ia memegang peranan yang utama.